UMKM di desa-desa Banyuwangi terus menggeliat. Kini, di desa-desa Banyuwangi bermunculan industri rumahan baru memanfaatkan potensi yang ada.
Bupati Ipuk sedang tinjau UMKM Degan Jelly foto: dok. istimewa |
Seperti yang dilakukan Triana Wulandari, warga Dusun Kabat Mantren, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Perempuan berusia 34 tahun itu, kini merintis usaha kelapa muda (degan) yang berisi jelly, atau yang akrab disebut degan jelly.
Perempuan yang akrab disapa Wulan itu mulai merintis usaha degan jelly yang dia beri merek Queen sejak Maret tahun ini. "Baru tahun ini. Saat bulan puasa saya mulai membuka usaha degan jelly ini," kata Wulan pada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat berkunjung ke rumahnya, di sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di desa tersebut, Rabu (30/11/2022).
Wulan menceritakan mulai merintis degan jelly, karena banyak yang suka buatannya. "Awalnya dicicipi keluarga dan orang-orang sekitar. Ternyata banyak yang suka, akhirnya saya teruskan usaha ini," kata Wulan yang menekuni usaha ini bersama suaminya, Anif Susianto.
Apalagi di Desa Wringinputih banyak warga yang menanam pohon kelapa, sehingga tidak kesulitan bagi Wulan untuk mendapatkan bahan bakunya. Dari yang awalnya hanya coba-coba, kini Wulan mampu memproduksi sekitar 100 hingga 200 degan jelly tiap harinya.
"Kalau produksinya tiap hari tergantung pesanan. Karena degan jelly kami tidak memakai pengawet, sehingga hanya bertahan selama tiga sampai empat hari di suhu yang dingin. Karena itu, saya tidak berani kalau produksi banyak tanpa ada pesanan," jelas Wulan.
"Rata-rata tiap hari sekitar 100 sampai 200 degan jelly. Kami juga terbantu karena banyak reseller yang memesan ke tempat kami," tambah Wulan.
Untuk pangsa pasar degan jelly Queen lebih banyak di kawasan Banyuwangi. Namun juga ada pesanan ke Surabaya. Untuk harga reseller, Wulan mematok seharga Rp 8000 satu degan jelly.
Sementara, Bupati Ipuk mengapresiasi apa yang dilakukan Wulan dengan degan jelly-nya. "Ini ide yang kreatif. Warga memanfaatkan pootensi yang ada di sekitarnya untuk menambah penghasilan," kata Ipuk.
"Kami juga akan minta dinas terkait membantu promosinya, sekaligus kami akan bantu juga mereka meningkatkan skala usahanya," imbuhnya.
Ipuk bangga dan mengapresiasi semangat dan usaha pantang menyerah pada para pelaku UMKM. "Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," kata Ipuk.
Itulah yang membuat dalam program Bunga Desa, Bupati Ipuk mengusung spirit, Banyuwangi Rebound, sebuah gerakan multisektor untuk membawa Banyuwangi untuk bangkit dari dampak pandemi.
Spirit Banyuwangi Rebound sendiri, lanjut Ipuk, terdiri dari tiga pilar. Mulai dari penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, sampai merajut harmoni. Tiga hal inilah yang mewarnai serangkaian agenda Bunga Desa.
"UMKM menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi. Kami terus mensupport dengan berbagai kebijakan agar pertumbuhan mereka tetap terjaga. Seperti halnya program UMKM naik kelas, gerakan ASN Belanja, bantuan alat usaha, dan berbagai program lainnya," terang Ipuk.