Dua inovasi Kabupaten Banyuwangi masuk Top 99 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Dua inovasi tersebut adalah Homestay Naik Kelas dan Pasar Pelayanan Publik.
Pasar Pelayanan Publik Banyuwangi foto: dok. istimewa |
Hal ini tertuang dalam surat pengumuman Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan RB nomor: B/273/PP.00.05/2022 tentang Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD Tahun 2022.
“Alhamdulillah tahun ini dua inovasi dari Banyuwangi berhasil tembus Top 99 Sinovik dari total 2.454 inovasi yang masuk. Ini menjadi motivasi kami untuk terus menghadirkan inovasi yang mensejahterakan masyarakat," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (15/6/2022).
Program Homestay Naik Kelas merupakan inovasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas SDM, sarana prasarana, serta jumlah kunjungan homestay. Program ini diwujudkan dalam bentuk pelatihan SDM, tata kelola homestay, pembuatan standarisasi klasifikasi homestay, dukungan CSR, hingga bantuan promosi homestay secara online.
Lewat program Homestay Naik Kelas, lanjut Ipuk, pemkab berupaya mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha akomodasi homestay yang sesuai standar. "Kita buatkan standar untuk fasilitas dan pelayanan di homestay. Sehingga fasilitas dan pelayanan mereka bisa bersaing, tidak kalah dengan hotel," papar Ipuk.
Untuk memberikan nilai tambah, pelaku usaha homestay juga diedukasi untuk membikin paket wisata experience sesuai dengan kondisi wilayahnya. Misalnya, wisata petik kopi, petik buah naga, membatik, dan sebagainya. "Bahkan kami juga bantu pemasarannya melalui media sosial untuk mendongkrak jumlah kunjungannya," ujar Ipuk.
Berkat inovasi ini, jumlah homestay sesuai standar klasifikasi tercatat terus mengalami peningkatan. Pada 2018 terdapat 24 unit, kemudian berkembang menjadi 204 unit di tahun 2021. Rinciannya, homestay kelas standar meningkat dari 24 unit menjadi 139 unit, homestay kelas 1 berkembang dari 0 unit menjadi 55 unit, dan homestay kelas 2 dari 0 unit menjadi 10 unit.
Jumlah kunjungan homestay pun mengalami peningkatan. Pada 2018 jumlah kunjungan homestay tercatat hanya 998 kunjungan, kemudian meningkat pesat di tahun 2019 sebesar 4.999 kunjungan, sebelum kemudian turun di angka 3.476 (tahun 2020) dan 3.237 (tahun 2021) dikarenakan pandemi COVID-19.
Inovasi lain yang juga masuk Top 99 Sinovik 2022 adalah Pasar Pelayanan Publik. "Ini merupakan inovasi yang mengintegrasikan unit pelayanan publik dengan pasar tradisional, sehingga warga bisa mengurus dokumen sembari berbelanja," urai Ipuk.
Saat ini di Banyuwangi terdapat dua pasar pelayanan publik, yakni di pasar Genteng dan Pasar Rogojampi. Inovasi ini merupakan yang pertama di Indonesia. Sambil berbelanja, masyarakat bisa mengurus berbagai dokumennya mulai administrasi kependudukan hingga perijinan usaha.
Sejak beroperasi pada 2019, pasar pelayanan publik telah memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah masyarakat baik perorangan maupun berbadan hukum yang mengajukan perizinan, serta peningkatan nilai investasi khususnya untuk usaha Mikro Kecil.
Hal ini terlihat dari data Dashboard OSS Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) di Kabupaten Banyuwangi periode 2019-2021 yang menunjukkan, jumlah Nomor Induk Berusaha (NIB) sebanyak 23.490 dan proyek/kegiatan usaha sebanyak 26.544 dengan total investasi sebesar Rp. 740.936.436.628.
Dua inovasi tersebut selanjutnya akan mengikuti babak presentasi dan wawancara virtual di hadapan tim juri pada 24 Juni 2022 mendatang. Untuk kemudian dipilih menjadi Top 45 Sinovik 2022. (*)