Destinasi wisata baru terus bermunculan di
Banyuwangi, Jawa Timur, seiring dengan tingginya minat wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa ini.
pict: Instagram/epicbwi |
Upaya pengembangan objek wisata baru tidak hanya dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, namun masyarakat yang sadar akan
potensi wisata terus berinovasi untuk memunculkan ide kreatif dengan
mengelola sumber daya alam di sekitar tempat tinggalnya.
Warga Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, di Kabupaten
Banyuwangi menyulap sebuah kawasan menjadi destinasi wisata Kampung
Primitif yang mengandalkan potensi alam dan menjadi salah satu ikon
unggulan desa di selatan kabupaten setempat.
Kampung Primitif merupakan singkatan dari kata Prima dan
Inovatif. Gagasan ide tersebut muncul dari anak muda Desa Purwodadi guna
mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar dengan mengembangkan
potensi alam yang berada di desanya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sidodadi Subandi Winoto
mengatakan anak-anak muda di desa memiliki bakat di bidang taman dan ide
kreatif, sehingga untuk mengekspresikan keduanya dibuat sebuah kampung
yang identik dengan kehidupan pedalaman atau prasejarah.
Menurutnya, masyarakat desa kagum terhadap orang primitif karena
antara hati dan perkataannya masih satu, sehingga rasa persatuan, gotong
royong, dan perdamaiannya patut dicontoh.
Dalam destinasi wisata Kampung Primitif tersebut juga dikenalkan
budaya-budaya Nusantara dengan berbagai pernak-pernik yang bernuansa
kehidupan primitif, seperti rumah berbentuk bulat dengan dinding kayu
yang beratapkan jerami dan sejumlah kursi yang terbuat dari kayu.
Untuk menuju kawasan wisata Kampung primitif tidaklah sulit
karena lokasinya tidak jauh dari Kantor Desa Purwodadi dan saat masuk ke
kawasan tersebut, pengunjung wajib menitipkan kendaraannya di lokasi
yang disediakan.
Wisatawan harus berjalan kaki beberapa meter di bagian tepi
sungai Talang dan suasana Kampung Primitif masih alami karena lokasinya
berada di tengah kebun dengan luas 1 hektare.
Saat memasuki objek wisata itu, wisatawan akan disambut dengan
tarian anak-anak dan pemuda yang mengenakan dandanan primitif seperti
Suku Dayak yang masih dijumpai di sejumlah pedalaman daerah Kalimantan.
pict: Youtube/Imamms Cinta |
Suara kincir air yang berada di sekitar lokasi seolah menyambut
setiap wisatawan yang datang, bahkan tidak jarang beberapa pengunjung
memilih duduk-duduk sambil menikmati alam di bawah rindangnya
pohon-pohon besar dengan udaranya sangat sejuk.
Beberapa warga dan anak-anak yang berdandan ala suku pedalaman
juga melakukan sejumlah aktivitas masyarakat primitif, seperti memasak
dengan menggunakan kayu bakar dan bermain di sungai untuk mencari ikan.
Dengan mengenakan baju ala Suku Dayak dan wajah yang digambar
sesuai dengan adat suku pedalaman, serta ditambah lagi aksesoris penutup
kepala dan koteka seakan membuat wisatawan berada di kawasan pedalaman
yang sangat primitif.
Wisata kampung primitif tersebut dilengkapi dengan denah wisata,
agar para wisatawan yang berkunjung dapat menikmati wahana, serta
berkeliling sepuasnya karena keasrian alam membuat suasana semakin sejuk
dan betah untuk berlama-lama di sana.
Selain itu, di kampung primitif juga terdapat sungai yang di
atasnya terdapat kayu untuk tempat bermain warga kampung primitif,
sehingga semakin melengkapi keunikan berbagai kegiatan yang dilakukan
warga ala suku pedalaman tersebut.