Banyuwangi menjadi daerah jujugan program beasiswa pengenalan budaya Indonesia yang diikuti oleh 12 mahasiswa dari 12 negara. Mahasiswa itu berasal dari Jepang, Fiji, Benin, Bulgaria, Azerbaijan, India, dan Kamboja
Selama tiga bulan, belasan mahasiswa asing tersebut akan belajar perkembangan seni budaya Banyuwangi. Mahasiswa ini tergabung dalam Program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negeri RI.
BSBI merupakan program beasiswa tahunan pemerintah Indonesia yang menjaring mahasiswa berpotensi dari seluruh dunia untuk diberi kesempatan mempelajari budaya Indonesia.
Selama tiga bulan, belasan mahasiswa asing tersebut akan belajar perkembangan seni budaya Banyuwangi. Mahasiswa ini tergabung dalam Program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negeri RI.
BSBI merupakan program beasiswa tahunan pemerintah Indonesia yang menjaring mahasiswa berpotensi dari seluruh dunia untuk diberi kesempatan mempelajari budaya Indonesia.
Deputi Direktur Direktorat Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri Indonesia, Devdy Risa mengatakan tahun ini terdapat 72 mahasiswa dari 60 negara yang bergabung dalam program ini. Mereka disebar di enam daerah, salah satunya Banyuwangi, untuk lebih memahami kultur masyarakat setempat
"Banyuwangi kami pilih karena kami melihat perkembangan seni
budayanya yang sangat menonjol. Kami juga menggandeng Sanggar
Sayugringsing Banyuwangi dalam program untuk lebih mengenalkan seni khas Banyuwangi kepada mereka,” kata Devdy saat mengenalkan 12 mahasiswa tersebut kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin (2/4/2018).
Menurut Devdy, keterlibatan sanggar seni ini dibutuhkan agar para mahasiswa ini bisa melihat langsung tumbuhnya seni dan budaya daerah setempat. Mereka bisa belajar intens langsung dari pelaku seni dari sanggar-sanggar seni.
"Karena memang ini tujuannya mengenalkan bagaimana kultur dan karakter Indonesia ke mahasiswa manca negara yang potensial ini. Harapannya agar mereka lebih memahami bangsa Indonesia, dan menjadi influencer yang baik bagi Indonesia," imbuh Devdy.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasinya terhadap program yang tujuannya mengenalkan Indonesia lewat pintu budaya ini. Apalagi, program ini juga menggandeng sanggar seni dan mengajak pesertanya berinteraksi dengan masyarakat lokal.
"Diplomasi budaya semacam ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengenalkan Indonesia kepada dunia. Mereka adalah mahasiswa terpilih, yang tentunya memiliki potensi besar untuk bercerita posistif tentang Indonesia," kata Anas.
Bagi Banyuwangi sendiri, lanjut Anas, program ini sangat bermanfaat karena dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan Banyuwangi. Apalagi, kata Anas, para mahasiswa tersebut memilih tujuan daerahnya sendiri.
"Ini menunjukkan bahwa manca negara telah memiliki minat yang besar untuk belajar budaya Banyuwangi. Kami juga bangga sanggar seni Banyuwangi digandeng untuk menyukseskan program ini," kata Anas.
Salah satu peserta yang berasal dari Azerbaijan, Arsu Murdova mengatakan sangat tertarik dengan budaya Banyuwangi. Dia mengaku memutuskan untuk memilih Banyuwangi setelah melihat video tentang Banyuwangi dari Youtube.
pict: @kominfo_banyuwangi |
Menurut Devdy, keterlibatan sanggar seni ini dibutuhkan agar para mahasiswa ini bisa melihat langsung tumbuhnya seni dan budaya daerah setempat. Mereka bisa belajar intens langsung dari pelaku seni dari sanggar-sanggar seni.
"Karena memang ini tujuannya mengenalkan bagaimana kultur dan karakter Indonesia ke mahasiswa manca negara yang potensial ini. Harapannya agar mereka lebih memahami bangsa Indonesia, dan menjadi influencer yang baik bagi Indonesia," imbuh Devdy.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasinya terhadap program yang tujuannya mengenalkan Indonesia lewat pintu budaya ini. Apalagi, program ini juga menggandeng sanggar seni dan mengajak pesertanya berinteraksi dengan masyarakat lokal.
"Diplomasi budaya semacam ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengenalkan Indonesia kepada dunia. Mereka adalah mahasiswa terpilih, yang tentunya memiliki potensi besar untuk bercerita posistif tentang Indonesia," kata Anas.
Bagi Banyuwangi sendiri, lanjut Anas, program ini sangat bermanfaat karena dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan Banyuwangi. Apalagi, kata Anas, para mahasiswa tersebut memilih tujuan daerahnya sendiri.
surya/haorrahman
|
Salah satu peserta yang berasal dari Azerbaijan, Arsu Murdova mengatakan sangat tertarik dengan budaya Banyuwangi. Dia mengaku memutuskan untuk memilih Banyuwangi setelah melihat video tentang Banyuwangi dari Youtube.
“Saya sangat suka dengan tari Gandrung, kostumnya sangat bagus dan tariannya sendiri sangat indah. Saya berharap bisa belajar banyak dan menguasai tarian dan tradisinya sebelum program ini selesai,” kata Arsu.
Hal yang sama juga diungkapkan Yui Moriya, peserta dari Jepang. Yui sangat tertarik dengan tarian tradisonal Indonesia, termasuk tarian Banyuwangi. Yuri sendiri adalah mahasiswa yang memiliki hobi menari balet.
“Tarian tradisionalnya bagus, saya berharap bisa belajar banyak selama program ini berlangsung. Banyuwangi ini menginspirasi saya untuk mengkombinasikan tarian modern balet dan tradisional,” kata Yui.
source: tribunnews.com
Hal yang sama juga diungkapkan Yui Moriya, peserta dari Jepang. Yui sangat tertarik dengan tarian tradisonal Indonesia, termasuk tarian Banyuwangi. Yuri sendiri adalah mahasiswa yang memiliki hobi menari balet.
“Tarian tradisionalnya bagus, saya berharap bisa belajar banyak selama program ini berlangsung. Banyuwangi ini menginspirasi saya untuk mengkombinasikan tarian modern balet dan tradisional,” kata Yui.
source: tribunnews.com