Atraksi wisata di Banyuwangi kian memikat perhatian. Seperti Sabtu
sore (17/3/2018) berlangsung Kirab Budaya Tionghoa. Kirab yang
diikuti 19 klenteng se-Jawa Bali dan Lombok ini berlangsung meriah
dengan menampilkan arak-arakan barongsai, liong barongsai, dan Kim Sing.
Sabtu siang, pelataran Klenteng Hoo Tong Bio, penuh sesak oleh ribuan
peserta kirab dan penonton. Klenteng Hoo Tong Bio merupakan lokasi
start dan finish kirab budaya Tionghoa. Seakan tak merasakan terik
matahari, mereka terus berjubel ingin menyaksikan beragam atraksi kirab
budaya yang dilepas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Salah satunya, Prasetyo (42), warga Tionghoa asal Surabaya yang
mengaku hadir di kelenteng sejak pagi. "Sebenarnya sering lihat
arak-arakan Kim Sing semacam ini. Tapi di Banyuwangi ini beda, lebih
menarik karena dikemas dalam festival. Apalagi saya sering mendengar
cerita tentang Banyuwangi, makanya saya tertarik datang langsung ke
sini," kata Prasetyo.
Tak ketinggalan, peserta kirab Hendi Kang Prabowo dari Kelenteng Po
Hwa Kong, Lombok yang juga merasa bersemangat. "Dengan jadi peserta
kirab hari ini, saya merasa senang bisa terlibat di salah satu event
Banyuwangi Festival. Apalagi barongsai ditampilkan bareng dengan Barong
khas Banyuwangi, ini menarik sekali," kata Hendi.
Kirab Budaya Tionghoa yang dibalut dalam Festival Imlek 2018 ini
diikuti ribuan warga Tionghoa dari berbagai daerah. Mereka semua
berkumpul untuk merayakan peringatan ke-234 Hari Kebesaran Yang Mulia
Kongco Tan Hu Cinjin.
Bupati Anas mengatakan sangat mengapresiasi inisiatif warga Tionghoa
Banyuwangi yang menginisiasi event ini. Bagi Anas, ini menunjukkan
antusiasme seluruh warga yang ingin memajukan Banyuwangi.
Anas juga mengatakan festival di Banyuwangi bisa sebagai alat untuk
mendorong solidaritas, kebudayaan, toleransi, tradisi dan inklusivisme.
"Festival ini bisa menjadi penguat untuk menumbuhsuburkan toleransi
antar umat beragama untuk bersama-sama membangun daerah," ujarnya.
Sementara itu Ketua Komda Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Jawa Timur,
Go Se Kian, menjelaskan bahwa kirab ini juga sebagai upacara tolak bala
untuk meminta keselamatan bagi seluruh warga Banyuwangi. "Hari ini kita
melakukan kirab Kim Sing keliling kota untuk mengusir hawa-hawa
negatif, agar seluruh umat dan warga Banyuwangi sehat sejahtera,"
ujarnya.
Pemimpin umat di TITD Jawa Timur ini juga menyampaikan rasa terima
kasihnya kepada pemkab Banyuwangi yang telah menjadikan tradisi kirab
budaya ini sebagai salah satu agenda Banyuwangi festival.
"Dengan difestivalkannya kirab budaya ini kami merasa tersanjung.
Ungkapan ini tidak hanya datang dari warga Tionghoa Banyuwangi, tapi
dari seluruh umat Hoo Tong Bio yang hari ini hadir memeriahkan festival.
Terima kasih Banyuwangi" pungkasnya. (*)