Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membuka ajang Banyuwangi Ijen Green Run, Minggu pagi (23/7). Sebanyak 550 pelari dari dalam maupun luar negeri akan beradu cepat menaklukkan lereng Gunung Ijen. Mereka siap berkompetisi untuk jadi yang terbaik.
Ijen Green Run merupakan sport tourism, wisata yang dipadu dengan olahraga. Selain mereka berlari menyusuri kaki Gunung Ijen yang terkenal dengan "blue fire"-nya, mereka juga menikmati tradisi lokal Banyuwangi.
Pelepasan Ijen Green Run didahului dengan ritual unik, minum air dari kendi yang dilakukan oleh perwakilan pelari dari dalam dan luar negeri, simbol sehat dan kuat selama berlari. Para penari juga meramaikan acara. "Even ini tidak hanya kompetisi olahraga tapi juga sebuah even turisme dimana pelari bisa menikmati pemandangan alam Ijen yang indah di sepanjang lintasan. Selamat berlomba," kata Anas saat membuka.
Lomba lari ini diikuti oleh peserta dari dalam negeri dan manca negara. Sejumlah negara ikut ambil bagian sepertiJerman, Perancis, Denmark, Jepang, Kenya.
Salah satu peserta Malene asal Denmark, mengaku sangat antusias mengikuti lomba lari lintas alam ini. Sebelumnya, Malene pernah bekerja menjadi peneliti di Ijen. "Saya sangat senang ikut lomba ini. Pemandangan alam Ijen sngat indah. Tidak hanya ikut kompetisi tapi saya ingin kembali melihat berbagai pepohonan, hewan dan menikmati udara di alam," katanya.
Sejumlah pelari trail profesional juga turut ambil bagian di kompetisi ini. Salah satunya adalah Ruth Threresia asal Bandung. Ruth merupakan pelari profesional yang merupakan pemenang Ijen Green Run tahun lalu. Tahun ini Ruth mengikuti lomba di lintasan 27 K. "Rute Ijen green run tahun lalu cenderung mudah untuk ditempuh. Kalau tahun ini menurut saya elevasinya lebih menantang tapi tetap optimis akan menang lagi," kata Ruth.
Banyuwangi Ijen Green Run 2017 ini start dari rest area Jambu Desa Tamansari, Kecamatan Licin Banyuwangi. Tahun ini terdapat tiga kategori lomba, 5 kilometer, 15 kilometer, dan 27 kilometer. (*)
Ijen Green Run merupakan sport tourism, wisata yang dipadu dengan olahraga. Selain mereka berlari menyusuri kaki Gunung Ijen yang terkenal dengan "blue fire"-nya, mereka juga menikmati tradisi lokal Banyuwangi.
Pelepasan Ijen Green Run didahului dengan ritual unik, minum air dari kendi yang dilakukan oleh perwakilan pelari dari dalam dan luar negeri, simbol sehat dan kuat selama berlari. Para penari juga meramaikan acara. "Even ini tidak hanya kompetisi olahraga tapi juga sebuah even turisme dimana pelari bisa menikmati pemandangan alam Ijen yang indah di sepanjang lintasan. Selamat berlomba," kata Anas saat membuka.
Lomba lari ini diikuti oleh peserta dari dalam negeri dan manca negara. Sejumlah negara ikut ambil bagian sepertiJerman, Perancis, Denmark, Jepang, Kenya.
Salah satu peserta Malene asal Denmark, mengaku sangat antusias mengikuti lomba lari lintas alam ini. Sebelumnya, Malene pernah bekerja menjadi peneliti di Ijen. "Saya sangat senang ikut lomba ini. Pemandangan alam Ijen sngat indah. Tidak hanya ikut kompetisi tapi saya ingin kembali melihat berbagai pepohonan, hewan dan menikmati udara di alam," katanya.
Sejumlah pelari trail profesional juga turut ambil bagian di kompetisi ini. Salah satunya adalah Ruth Threresia asal Bandung. Ruth merupakan pelari profesional yang merupakan pemenang Ijen Green Run tahun lalu. Tahun ini Ruth mengikuti lomba di lintasan 27 K. "Rute Ijen green run tahun lalu cenderung mudah untuk ditempuh. Kalau tahun ini menurut saya elevasinya lebih menantang tapi tetap optimis akan menang lagi," kata Ruth.
Banyuwangi Ijen Green Run 2017 ini start dari rest area Jambu Desa Tamansari, Kecamatan Licin Banyuwangi. Tahun ini terdapat tiga kategori lomba, 5 kilometer, 15 kilometer, dan 27 kilometer. (*)