Direktur Utama Pelindo III (Persero) Djarwo Surjanto, mengatakan,
pembangunan marina di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur diperkirakan
membutuhkan biaya Rp 200 miliar. Dalam proyek ini, PT Pelindo III
menggandeng Fremantle Sailing Club (FSC), sebuah klub kapal layar
terbesar di Australia.
Djarwo mengatakan Marina Banyuwangi tersebut akan terintegrasi dengan pengembangan marina di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dan Benoa, Bali. Pembangunan Marina akan dilakukan anak usaha Pelindo III, yaitu PT Pelindo Properti. “Kami optimistis bisa segera mewujudkan pelabuhan kapal pesiar ini,” kata Djarwo dalam siaran pers yang diterbitkan Pemkab Banyuwangi, Senin 1 Juni 2015.
Pantai Boom seluas 44,2 hektare tersebut masih termasuk pelabuhan yang dikelola perusahaan pelat merah itu. Pembangunan marina menjadi upaya Pelindo III untuk mengembangkan bisnis di luar layanan pelabuhan bongkar-muat barang secara komersial.
Pembangunan marina dikerjakan oleh arsitek Ahmad Djuhara. Saat ini tahapannya baru dalam pembuatan studi kelayakan. Rencananya, Pantai Boom akan dibagi ke dalam beberapa zonasi, seperti kawasan hotel, restoran, komersial (water sport), ruang publik, dan museum. Pengerjaan proyek ditargetkan dalam waktu satu tahun. “Konsep pembangunannya tetap berwawasan lingkungan, kearifan lokal, dan optimalisasi view menyesuaikan zonasi,” katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut positif langkah PT Pelindo III mengembangkan kawasan bahari di Pantai Boom, Banyuwangi. Pemkab Banyuwangi berjanji menjamin percapatan izin yang diajukan Pelindo III. “Pokoknya kami total agar ada akselerasi perkembangan wisata Banyuwangi," kata Anas.
Data dari Kementerian Pariwisata menyebutkan, dari sekitar 9 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada 2014, sebanyak 1 jutanya merupakan turis bahari. Devisa dari wisata bahari menyumbang 35 persen dari total devisa yang dihasilkan sektor pariwisata yang sebesar US$ 10 miliar.
source: tempo
Djarwo mengatakan Marina Banyuwangi tersebut akan terintegrasi dengan pengembangan marina di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dan Benoa, Bali. Pembangunan Marina akan dilakukan anak usaha Pelindo III, yaitu PT Pelindo Properti. “Kami optimistis bisa segera mewujudkan pelabuhan kapal pesiar ini,” kata Djarwo dalam siaran pers yang diterbitkan Pemkab Banyuwangi, Senin 1 Juni 2015.
Pantai Boom seluas 44,2 hektare tersebut masih termasuk pelabuhan yang dikelola perusahaan pelat merah itu. Pembangunan marina menjadi upaya Pelindo III untuk mengembangkan bisnis di luar layanan pelabuhan bongkar-muat barang secara komersial.
Pembangunan marina dikerjakan oleh arsitek Ahmad Djuhara. Saat ini tahapannya baru dalam pembuatan studi kelayakan. Rencananya, Pantai Boom akan dibagi ke dalam beberapa zonasi, seperti kawasan hotel, restoran, komersial (water sport), ruang publik, dan museum. Pengerjaan proyek ditargetkan dalam waktu satu tahun. “Konsep pembangunannya tetap berwawasan lingkungan, kearifan lokal, dan optimalisasi view menyesuaikan zonasi,” katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut positif langkah PT Pelindo III mengembangkan kawasan bahari di Pantai Boom, Banyuwangi. Pemkab Banyuwangi berjanji menjamin percapatan izin yang diajukan Pelindo III. “Pokoknya kami total agar ada akselerasi perkembangan wisata Banyuwangi," kata Anas.
Data dari Kementerian Pariwisata menyebutkan, dari sekitar 9 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada 2014, sebanyak 1 jutanya merupakan turis bahari. Devisa dari wisata bahari menyumbang 35 persen dari total devisa yang dihasilkan sektor pariwisata yang sebesar US$ 10 miliar.
source: tempo